Pacar Dunia Maya
Cinta itu indah. Cinta itu anugerah. Cinta itu sakral. Cinta tidak pernah berdusta. Jika berdusta, maka itu bukanlah cinta. Melda mengenal Adit lewat media sosial facebook. Sejak pertama mengenal Adit lewat media sosial tersebut, Melda langsung jatuh hati. Adit selalu berhasil membuat Melda percaya dengan kata-katanya, meski dalam lubuk hati Melda masih ragu tentang sosok Adit yang sebenarnya, tapi ia sudah terlanjur jatuh cinta pada Adit. Apalagi ia mengenal Adit saat ia sedang terpuruk karena putus cinta dengan Rio, mantan kekasihnya yang posesif dan over protective. Mereka pun memutuskan untuk pacaran meskipun sama sekali belum pernah bertemu secara langsung dan hanya berkomunikasi lewat media sosial dan handphone saja. Sejak mengenal Adit, Melda makin sering aktif di media sosial. Dia dan Adit hampir setiap hari chatting sampai larut malam, sehingga tak jarang Melda terlambat datang ke kampus. Kisah cinta Melda melalui berbagai prahara. Beberapa sosok lelaki sebelum Adit pun sempat hadir dalam hidupnya seperti Rio dan Yoga. Hubungan Melda dan Adit yang terjalin lewat media sosial mengalami pasang surut. Mulai dari kebohongan Adit yang mengirimkan foto pada Melda yang ternyata bukan dirinya. Sikap Adit serupa security yang selalu curiga dan mewajibkan Melda untuk laporan 24 jam. Yang akhirnya sering membuat mereka bertengkar. Namun kemudian, Adit berhasil membujuk Melda untuk kembali. Gea juga sering dimintai Adit untuk membujuk Melda ketika Melda ngambek. Sampai pada suatu saat, kebohongan terbesar Adit terungkap, yang membuat Melda benar-benar menyesal sudah begitu percaya pada Adit. Apakah kebohongan terbesar yang Adit lakukan? Akankah hubungan Melda dan Adit berjalan lancar? Siapa sajakah yang terlibat dalam kebohongan besar Adit? Lalu, bagaimanakah kisah cinta Gea, sahabat sekaligus sepupu Melda? Testimoni: Membaca novel PDM seperti membaca kisah saya sendiri. Ada banyak kisah yang dikemas begitu apik hingga pembaca terhanyut dan tak jarang tersipu malu. Bukan hanya itu, tulisan di dalamnya juga menghadirkan banyak pesan positif yang sangat bagus untuk pengetahuan anak muda yang haus ilmu seperti saya. Novel ini cocok untuk remaja yang sedang mencari jati diri. (Parwati, penulis Gillende Vrouw dan 25 antologi puisi dan cerpen). Sebagai penikmat sastra (masih penikmat pemula), saya merasa bahwa dinamika percintaan jalur media sosial tersusun rapi dalam novel ini, seakan bukan fiksi. Selamat menikmati jatuh cinta (dunia maya) dan bangkit cinta (dunia nyata). (Abdullah A., penulis Cerita Achmad).