Akuntansi dalam Tradisi Hileiya
Akuntansi merupakan bagian dari ilmu sosial yang dibentuk oleh produk manusia, dan mempunyai pengaruh terhadap keberadaan manusia pada suatu kelompok masyarakat. Sehingga nilai-nilai budaya masyarakat turut serta dalam pembentukan karakter ilmu akuntansi. Pandangan di atas ditegaskan dalam Gray, (1988) yang menyatakan akuntansi dibentuk dari nilai-nilai budaya masyarakat, sistem ekonomi, dan sosial. Tricker (1978) dalam (Samiun et al., 2020) menyatakan pula akuntansi lahir dari budaya masyarakat, di mana akuntansi itu dipraktikkan. Akuntansi adalah suatu bagian dari kegiatan dari budaya masyarakat. Harga merupakan nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu (Deliyanti Oentoro, dikutip dalam Sudaryono, 2016). Dengan kata lain, harga adalah nilai yang dibebankan pada suatu produk tertentu yang dinyatakan dalam suatu mata uang sebagai alat tukar (Indriyo Gitosudarmo, dikutip dalam Sunyoto, 2014). Oleh karena itu, produsen perlu melakukan penetapan harga atau price setting agar terjadi kesesuaian antara biaya yang ditawarkan produsen dengan kemampuan pelanggan. Dalam dunia akuntansi, price setting dimaknai sebagai proses menetapkan nilai yang diterima produsen dalam pertukaran jasa dan barang. Menurut Dharmesta dan Irawan (2005), harga dapat dipengaruhi oleh biaya, keadaan perekonomian, penawaran dan permintaan, hingga persaingan.