Lengkara
Aku merantau demi menimba ilmu meninggalkan keluarga tercinta di kampung halaman. Aku mengira semua akan terasa ringan tetapi pada kenyataannya sungguh sangat berat. Beribu-ribu rintangan telah aku lalui. Sampai akhirnya, di suatu pagi hari deringan telepon membangunkan ku dari lamunan panjang. "Assalamualaikum, Bunda," ucapku dengan ceria. "Ros, pulang sekarang! Bunda ... Bunda meninggal." Aku terdiam kaku dengan nafas yang begitu terasa sesak ketika mendengar suara kakakku dari seberang sana. Duniaku seakan hancur lebur bagaikan butiran debu, aku tidak percaya dengan perkataan kak Hasan. Bunda masih bernafas dan dia juga pasti akan menantikan kepulangan ku sebagai sarjana muda. Kali ini aku menangis tanpa suara, sampai akhirnya penglihatan ku buram dan kegelapan menyelimuti ku. Apakah aku juga akan pergi dalam keabadian bersama Bunda?