Inikah Rasanya Cinta
YA ALLAH AKU JATUH CINTA! Karya: Ariska Gunawan (Founder Azra Community) Namaku Chacha, Chacha Annisa. Hari ini adalah pernikahanku dengan seorang pemilik salah satu Wedding Organizer terbesar di Jakarta. Lelaki yang tak sengaja kutemui sekitar tiga bulan yang lalu. Ahhh…. Apa jadinya cita-citaku apabila aku tidak berjumpa dengannya? Akankah aku bisa mencadi perancang busana terkenal seperti saat ini. Ahhh…. kami ingin bercerita sedikit kisah perjumpaan kami yang sangat tidak disengaja ini. Sultan Mahmud Badaruddin II Airport. “Cha, cepat ntar kita telat!” Pekik seorang gadis cantik berhijab dengan badan tinggi sekitar 155 cm. Dia temanku Sarah. Aku mempercepat langkahku menuju ke arahnya. Dan sialnya aku melupakan laptopku di taxi online yang ku tumpangi tadi. “Sar, Lap… topku…..,” ujarku terbata-bata. “Kenapa laptopmu?” tanya sarah kesal. “Ketinggalan di taxi tadi.” “Ya Allah Cha! Jadi gimana donk? Semua file presentasi kita udah kamu copy kan!” tanya Sarah cemas. “Semuanya belum ku copy sama sekali. Gimana Sar? Aku bingung ini kesempatan terbesarku untuk bisa bekerja sama dengan wedding organizer sebesar Big Enterprise.” Tiba-tiba air mataku jatuh tanpa sedikitpun memberiku ruang untuk berpikir jernih. “Yaudah, kamu hubungi aja custumer service taxi online itu, siapa tahu bisa diantar ke sini,” ujar Sarah memberikan saran. “Percuma Sar, penerbangan kita 30 menit lagi. Mana sempat lagi, aku menyerah! Tidak ada lagi Big Enterprise, tak ada lagi kesempatan untukku maju. Karena kesempatan tak akan datang dua kali,” isakku. Sarah memberikanku tissue dan menepuk punggungku “Kita berangkat sekarang! Apapun yang terjadi nanti mari kita hadapi bersama-sama. Sampai ke Jakarta kita langsung ke hotel, setelah itu kita ke warnet untuk menyiapkan bahan presentasi, nanti aku yang buat! Kamu tinggal buat design rancangan gaun pernikahan. Kamu bawa buku gambar kan!” “Iya aku membawanya Sar, ada beberapa rancangan gaun pernikahan juga disana,” tuturku. “Bagus! Kita berangkat!” Soekarno-Hatta Airport Aku dan Sarah berjalan dengan cepat meninggalkan bandara, kami tahu waktu kami tidak banyak. Besok kami sudah harus mempresentasikan hasil kami, agar kami dapat kontrak kerjasama dengan Big Enterprise. Tak sampai 30 menit kami telah sampai di hotel yang dimaksud. Kami langsung check in, menyimpan barang-barang di kamar kemudian langsung keluar mencari warnet terdekat. Menurut google maps kira-kira 3 kilometer disini ada sebuah warnet. Aku dan Sarah langsung meluncur dengan taxi online. Sarah langsung mencari komputer kosong dan mulai membuat bahan presentasi, Akupun sama sibuknya. ku buka ponsel pintarku mencari inspirasi untuk membuat design baju pengantin. Seperti biasa alam yang menjadi inspirasi terbaikku, namun berapa kali aku mencari foto-foto pemandangan yang Indah, mulai dari Pantai Losari, Gunung Bromo, Raja Ampat, sampai pulau dewata Bali. Tak ada satupun yang memunculkan ide bagiku. “Arrrrggghhh….. Kenapa harus saat ini sih? Ideku harus buntu. Aku harus bisa! Sarah udah berjuang keras membantuku untuk mewujudkan ini semua. Fighting Chacha kamu pasti bisa!” Tiba-tiba lantunan lirik lagu ‘Aisyah bergema di telingaku. Mulia indah cantik berseri…. Kulit putih bersih merahnya pipimu Dia ‘Aisyah putri Abu Bakar Istri Rasulullah……. “Iya, gaun anggun dan tertutup, berwarna lembut seperti Bunda ‘Aisyah.” Aku langsung menoleh ke arah kotak ruang komputer sebelahnya kemudian berseru “Thanks atas inspirasi darimu.” Orang itu menoleh ke arahku, “Masyaa Allah…. Cantik sekali perempuan itu. Astaghfirullahal ‘adzim,” batinnya. Lelaki itu kemudian menundukkan kembali pandangannya. “Maaf, inspirasi apa? Dari tadi aku tidak bicara apa-apa?” tanyanya heran. “Lagu yang kamu putar membuat ideku muncul. Terima kasih, namaku Chacha. Semoga kita bisa berjumpa kembali!” Aku langsung mengambil kembali buku gambarku, melukis design gaun pengantin yang saat ini sudah tergambar jelas di pikiranku. Satu jam designku selesai. Tak lama kemudian bahan presentasi dari Sarah pun selesai. Kami langsung kembali ke hotel kemudian beristirahat. Aku dan Sarah sudah siap dengan bahan presentasiku, Sarah mulai memaparkan isinya kemudian aku membagikan copy design yang kubuat kepada seluruh peserta meeting. Mataku tiba-tiba terbelalak melihat laki-laki yang kutemui kemarin. Aku langsung mengatur napasku agar tidak terlihat kalau aku kaget. “Diakan Chacha!” batinnya. Langsung ia lihat design yang ku berikan kepadanya. “Bagus-bagus designnya,” pujinya. “Terima kasih pak,” ucapku. “Eh, inikah design yang kamu gambar kemarin?” tanyanya seraya menunjuk ke arah lukisan gaun pengantin yang bertuliskan kata-kata ‘Aisyah. Semua peserta meeting menoleh ke arah kami. “Bapak pernah bertemu Chacha sebelumnya?” tanya salah seorang diantara mereka. “Ahhh…. Lupakan! Lanjutkan kegiatannya!” perintahnya. “Ya Allah…. Aku jatuh cinta! Aku jatuh cinta pada gadis ini.” Batinnya. “Bagaimana Pak?” tanya sekretarisnya kepadanya. Dia yang tidak fokus langsung mengatakan. “Aku menyukainya, ya aku menyukainya!” jawabnya. “Baik Pak Mars setuju untuk bekerja sama dengan pihak anda,” ujar sekretarisnya. “Wahhh…. Kita berhasil Sar, Kita berhasil,” ujarku terisak. “Tidak!” tutur lelaki itu. “Aku menyukaimu Chacha, dari awal kita bertemu kemarin. Kamu ceria seperti ‘Aisyah, kamu gigih dan kuat seperti Khadijah. Maaf aku mendengar semua percakapan kalian berdua saat di warnet. Semua bahan presentasi ini kalian siapkan dalam satu hari. Maukah kau menjadi pendamping hidupku?” lanjutnya. Sumpah aku benar-benar kaget dengan apa yang lelaki itu ucapkan, “Bapak tidak salah? Bapak sedang tidak enak badan?” tanyaku. “Ahhhh…. Sepertinya bapak bener-benar sedang tidak enak badan,” ujarku tertawa untuk mencairkan suasana. “Tidak Chacha. Aku tidak sakit, aku menyukaimu, dan aku ingin menjaga kehormatanmu. Aku tidak mau, hati ini memikirkanmu. Awalnya aku berniat menanyakan alamatmu langsung saat kamu memperkenalkan dirimu. Tapi, belum sempat ku tanya kamu kembali sibuk dengan buku gambarmu. Akhirnya kuurungkan niatku dan aku berdo’a pada Rabbku agar mempertemukanku denganmu kembali bila memang kamu berjodoh denganku, dan hari ini aku menemukanmu disini.” Jelasnya panjang lebar. “Secepat itukah Pak?” tanyaku. “Jangan panggil aku bapak, namaku Mars. Panggil Aa saja. Apakah tiga bulan cukup bagimu untuk mengenalku?” tanyanya lagi. Kita bisa berta’aruf melalui Sarah dan sekretarisku. “Insyaa Allah akan ku coba Ak,” jawabku. “Ahhh…. Jujur awalnya saat melihatmu aku juga tertarik padamu,” batinku. “Alhamdulillah……” Semua orang mengucapkan syukur karena melihat dua insan yang baru bertemu ini mengawali kisah mereka. Akhirnya hari ini pernikahan kami, Mars Ihsani hari ini resmi menjadi suamiku. Ahhh…… Skenario-Nya sama sekali tidak bisa ditebak. Aku yang sulit sekali untuk jatuh cinta malah jatuh cinta pada seorang yang baru sehari ku kenal. Lamaran yang ku impikan pun jauh dari imajinasiku, namun Allah menghadirkan cinta yang terbaik dalam hidupku. Ya Allah Aku jatuh cinta! Aku jatuh cinta pada suamiku. Aku telah jatuh cinta berkali-kali padanya. Ijab Kabul selasai terucap, aku menangis bahagia. “Aku mencintaimu Ak. Aku mencintaimu suamiku,” bisikku seraya mencium punggung telapak tangannya. “Aku juga mencintaimu, chacha ku sayang, istriku yang shalihah” ucapnya kemudian mencium keningku.