PESAN MODERASI DARI SANTRI Antologi Cerpen
Antologi Cerpen “Pesan Moderasi dari Santri” ini menghadirkan kisah tentang perjalanan Muhammad Jauhari, Lalisa, Annisa Arumi Al Mubarakah, Zaira Khalifa, Sahwa Ayu Laksmana, dan Hema. Mereka tengah belajar tentang menumbuhkembangkan sikap tawasuth, tasamuh, dan tawazun di lingkungan masing-masing. Seperti kisah Jojo alias Muhammad Jauhari, yang memiliki mimpi besar bersekolah di Al Azhar. Jojo yang terlahir sebagai anak sulung dari keluarga yang sangat sederhana tidak menyurutkan semangatnya untuk belajar dan mengaji karena dia sadar bahwa pengetahuannya dan juga pemahamannya tentang agama masih sangat terbatas sekali. Lalu ada kisah Lalisa yang memiliki seorang sahabat bernama Klara. Walaupun keduanya begitu dekat, namun ternyata banyak hal yang tidak diketahui oleh Larisa tentang sahabatnya tersebut, hingga akhirnya satu persatu rahasia Klara pun terbongkar. Berikutnya, tokoh yang bernama Annisa Arumi Al Mubarakah ini sangat mengagumi perjuangan hidup ustazahnya yang bernama Siti Hafsah. Ustazah Hafsah berusaha bertahan sebagai seorang pendatang yang diasingkan. Walaupun banyak warga tidak menyukainya, Annisa telah jatuh hati dengan lantunan ayat-ayat suci yang dibacanya sehingga Annisa pun meminta Ustazah Hafsah menjadi guru mengajinya. Kemudian, di cerpen berikutnya ada kisah Zaira Khalifa yang lahir dari orangtua yang berbeda keyakinan. Zaira sempat ragu dengan keputusannya untuk menganut keyakinan seperti ayahnya. Sampai pada suatu waktu, ayah Zaira memintanya untuk masuk pondok pesantren dan Zaira pun menemukan banyak hal yang membuatnya semakin yakin bahwa keputusannya untuk menjadi seorang muslim bukan hal yang keliru. Lain halnya dengan kisah Sahwa Ayu Laksama, kisah seorang anak yang berada di tengah pertengkaran kedua orangtuanya, Sahwa berusaha mengalihkan pikirannya dengan mengikuti syaimbara untuk pelatihan menulis di Lombok. Bertemu dengan teman-teman yang berbeda latar belakang, baik suku, bahasa, hingga agama, membuat Sahwa belajar banyak hal dan sejenak melupakan kisah pilu di rumahnya. “Ternyata itu alasannya kenapa hidup harus kita paksakan. Banyak jalan yang bisa kita ambil, banyak peluang yang bisa kita raih,” ucap Sahwa setelah mendengarkan sebuah pesan dari seorang teman yang ia temui di Lombok. Terakhir, kisah tokoh yang bernama Hema. Hema lahir dengan fisik yang tidak sempurna. kedua orangtuanya pun bercerai saat ia masih sangat kecil. Lika-liku perjalanan hidupnya membuat Hema menemukan makna kehidupan bahwa “Orang yang kuat bukanlah orang yang bisa mengangkat benda yang sangat berat, yang selalu benar, yang lebih baik dari orang lain atau yang memiliki banyak kemewahan. Orang kuat yang sebenarnya adalah orang yang dapat menjalani hidup dengan tangguh, sabar, dan pantang menyerah.”