Penyakit Infeksi di Lingkungan Lahan Basah: Prespektif Kesehatan, Sosial, dan Kebijakan Pemerintah
Lahan basah merupakan ekosistem yang memiliki peran penting dalam keseimbangan lingkungan global yang mencakup rawa, danau, delta, dan hutan mangrove. Lahan basah ini menyediakan berbagai manfaat ekologis, termasuk penyimpanan air, pengendalian banjir, penyediaan habitat untuk keanekaragaman hayati, serta berperan sebagai penyaring alami bagi polutan. Namun, lahan basah juga menjadi tempat berkembang biak bagi berbagai vektor penyakit, seperti nyamuk dan tikus, yang dapat menyebabkan penularan penyakit infeksi, termasuk malaria, demam berdarah, dan leptospirosis. Masalah kesehatan ini diperberat oleh perubahan iklim, urbanisasi yang tidak terkendali, dan degradasi lingkungan, yang semakin meningkatkan risiko penularan penyakit di daerah sekitar lahan basah. Indonesia merupakan negara tropis, dengan jumlah masyarakat yang tinggal di sekitar lahan basah seringkali memiliki keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan yang memadai. Situasi ini menimbulkan tantangan besar bagi kebijakan kesehatan yang bertujuan melindungi kesehatan masyarakat di wilayah tersebut. Tantangan ini membutuhkan pendekatan yang tidak hanya berfokus pada pencegahan dan pengobatan penyakit, tetapi juga pada manajemen perawatan dan psikososial, kebijakan yang akan mendukung peningkatan kesehatan masyarakat di lahan basah.