Search

This book deals with the rebellion that occurred in Aceh, a province in the northern tip of the Indonesian island of Sumatra, in 1953-62. It traces the political stance of the Acehnese, a people who are well known for their centuries-old independence and heroism, in relation to their Central Government in Jakarta. Although the main theme of this book is about rebellion, it implicitly reveals the political life and behaviour of the Acehnese.

Seorang pemimpin mampu memengaruhi orang-orang yang ia pimpin saat terkoneksi dengan orang tersebut. Hal ini sejalan dengan paradigma jaringan sosial. Semakin banyak orang yang ia pimpin, semakin besar jaringan sosial dalam populasi tersebut. Seperti yang disebutkan Foucoult bahwa realita itu multifaces. Saat pemimpin terkoneksi dengan orang-orang yang ia pimpin, maka ia akan mampu memengaruhi jaringan tersebut semaksimal mungkin. Connected Leadership mempraktikkan disiplin pengetahuan pribadi yakni bekerja dan belajar serta memiliki pemikiran kritis sekaligus rasa ingin tahu tinggi. Ia terus mencari, merasakan, dan berbagi pada organisasi yang ia mimpi sebagai bahan pembelajaran. Mendengarkan keluh dan masukan, pola yang dilakukan, hingga berhasil mengambil keputusan terbaik untuk organisasi. Connected Leadership menggunakan empati, kasih sayang, dan kepercayaan untuk memengaruhi orang-orang yang ia pimpin. Ia tahu seperti apa menghadapi ambiguitas dan kompleksitas dengan fokus membuat seluruh jaringan lebih cerdas. Alhasil, pemimpin tersebut juga bekerja lebih efektif.

Peluang dan krisis biasanya muncul secara bersamaan. Kehadiran masing-masing di antaranya sering kali tidak terduga. Bisa saja muncul dari pesaing, perubahan kondisi ekonomi makro serta lingkungan bisnis, perubahan regulasi, hingga kondisi internal perusahaan. Bila ditelusuri lebih lanjut, ada banyak perusahaan yang tidak mampu keluar dari krisis yang menimpa mereka. Mereka juga tidak mampu melihat peluang dari kemunculan krisis tersebut. Mereka mulai mengencangkan ikat pinggang, hingga akhirnya menutup usaha yang telah sekian lama dibangun dan diperjuangkan. Perusahaan yang kuat dan tangguh adalah perusahaan yang mampu menunjukkan keunggulan dalam formulasi sekaligus melakukan eksekusi strategi. Semakin tinggi kemampuan eksekusi sebuah perusahaan, ia akan mampu menciptakan daya saing industri bahkan hingga taraf dunia. Kunci sukses sebuah perusahaan adalah mampu merumuskan tantangan yang dihadapi, menyusun strategi dengan cepat, dan poin paling penting adalah mengeksekusinya secara efektif dan efisien. Eksekusi adalah cara sistematis untuk mengekspos realita dan menindaklanjutinya. Eksekusi bukan hanya masalah besar yang dihadapi bisnis saat ini. Eksekusi juga bukan sesuatu yang dilakukan atau tidak dilakukan. Tetapi, eksekusi merupakan seperangkat perilaku dan teknik khusus yang wajib dikuasai oleh perusahaan agar memiliki keunggulan kompetitif. Baik perusahaan besar atau perusahaan kecil. Adanya eksekusi membantu Anda sebagai seorang pemimpin untuk memilih strategi bisnis yang kuat. Eksekusi merupakan cara terbaik untuk menghadapi perubahan dan transisi. Apalagi saat ini perubahan terus terjadi dengan cepat. Setiap pemimpin bisnis wajib menguasai eksekusi, salah satunya untuk membangun kredibilitas sebagai seorang pemimpin.

Kolaborasi menjelaskan praktik yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih untuk mencapai tujuan bersama dan melibatkan proses kerja masing-masing. Hal ini digunakan untuk melahirkan sebuah gagasan baru atau untuk menyelesaikan misi dan tujuan perusahaan secara bersama-sama. Motivasi utama dalam kolaborasi adalah memperoleh hasil secara kolektif yang biasanya tidak dapat diselesaikan apabila dikerjakan seorang diri. Hampir sama dengan kerja sama yang bertujuan untuk mendapatkan hasil inovatif, terobosan istimewa, berkembangnya sikap saling pengertian yang dapat merealisasikan visi bersama dalam lingkungan sekaligus sistem yang kompleks. Topik kolaborasi sangatlah penting. Saat orang-orang tahu bagaimana cara kerja kolaborasi yang baik, dunia juga akan bekerja dengan lebih baik. Kolaborasi baik menjadi salah satu bentuk kekuatan, sedangkan kolaborasi yang buruk juga lebih baik bila dibandingkan tanpa ada kolaborasi sedikit pun. Orang-orang muncul dari satu pertemuan ke pertemuan lain yang bertujuan untuk berbagi ide, mengoordinasi pekerjaan, namun tidak semuanya dapat diselesaikan dengan baik. Banyak juga karyawan atau tim dalam suatu organisasi bertengkar karena merasa tidak adil atas pembagian proyek. Alhasil, sumber daya terbuang sia-sia, waktu terbuang percuma, dan berbagai efek buruk lainnya. Kolaborasi buruk mampu menimpa perusahaan mana pun, termasuk perusahaan terbaik.

Sosiologi pendidikan Islam sebagai analisis kedudukan pendidikan dalam masyarakat. pada poin ini lebih mengutamakan fungsi lembaga pendidikan Islam diadakan masyarakat dan hubungan sekolah dengan masyarakat yang terdiri dari beberapa aspek. Apabila pendidikan Islam tidak dapat menempatkan diri dalam masyarakat yang berbeda-beda kulturnya maka manusia tidak sesuai cita-cita Islam yang mencerminkan hakikat Islam tidak bisa terwujud. Sosiologi pendidikan Islam sebagai alat kemajuan perkembagan sosial Pendidikan Islamn sebagai disiplin ilmu dapat melestarikan dan memajuakan tradisi budaya moral yang Islami sehingga terwujud komunikasi sosial dalam masyarakat dan membawa kebudayaan kepuncak yang setinggi-tingginya.

Independence war and political struggle in Aceh, between 1945-1949.

Tepat 11 Maret 2020, WHO secara resmi menyatakan COVID-19 sebagai pandemi. Pandemi adalah wabah atau penyakit yang berjangkit secara bersamaan dengan penyebaran secara global di seluruh dunia. Semua warga dunia dihimbau agar lebih meningkatkan kewaspadaan dalam mencegah maupun menangani COVID-19. Anda tidak perlu panik! Sejatinya penyakit ini dapat sembuh dengan imunitas tubuh yang baik. Langkah perlindungan yang menjadi tanggung jawab kita adalah lindungi diri sendiri, lindungi keluarga kita, dan lindungi rumah kita dengan berbagai cara yang dapat Anda baca selengkapnya dalam buku ini.

Al-Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang pertama dalam memberi petunjuk kepada kehidupan umat manusia. Segala peraturan dan perundang-undangan yang dibutuhkan manusia telah dijelaskan dalam Al-Qur’an. Selagi umat manusia terutama umat Islam berpegang teguh kepada Al-Qur’an niscaya mereka akan selamat. Namun, untuk memahami Al-Qur’an tidaklah mudah, dibutuhkan berbagai disiplin ilmu untuk memahamiya. Ilmu-ilmu tersebut disebut dengan Ulumul Qur’an. Berdasarkan hal di atas penulis menyusun buku “ PENGANTAR ULUMUL QUR’AN” ini untuk memenuhi hal tersebut. Buku ini berisi berbagai materi yang diperlukan dalam memahami Al-Qur’an, diantaranya; Al-Qur’an dan Wahyu, Nuzul Al-Qur’an, Muhkam dan Mutasyabih, Makki dan Madani, Asbabun Nuzul, Qiraat Al-Qur’an, Terjemah, Tafsir, dan Takwil, Serta berbagai pembahasan lainnya yang berkaitan dengan Ulumul Qur’an.

Di dalam buku ini yang berhubungan dengan perkembangan kurikulum, maka peran guru di dalam pengembangannya sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang akan dilaksanakan secara kurikulum yang bersifat sentral maupun desentral, keduanya memerlukan penerapan dan perkembangan dari peran guru tersebut. Begitu juga dengan perkembangan kurikulum PAI, maka dari itu buku ini akan membahas tentang peran guru terhadap perkembangan kurikulum yang akan membuka wawasan kita dalam hal peranan guru dalam pengembangan kurikulum PAI.