Secuil Esensi Berpikir Kreatif & Motivasi Belajar Siswa
Hasil Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti siswa Indonesia grade 8 Indonesia tahun 2011. Penilaian yang dilakukan International Association for the Evaluation of Educational Achievement Study Center Boston College tersebut, diikuti 600.000 siswa dari 63 negara. Untuk bidang Matematika, Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42 negara yang siswanya dites. Hal ini kemungkinan disebabkan kurangnya berpikir kreatif dan motivasi belajar siswa. Selain itu juga, kemungkinan model pembelajaranya kurang mengutamakan kreativias siswa. Menurut Munandar (1999:43), “kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkianan penyelesaian suatu masalah.” Guru cenderung memaksakan cara berpikir siswa dengan cara berpikir yang dimiliki gurunya. Jika mereka diberikan soal-soal yang berbeda dengan soal latihan, maka mereka bingung karena tidak tahu harus mulai dari mana mereka bekerja. Jika kondisi yang demikian, maka kemampuan kreatif siswa di kelas kurang berkembang. NCTM (2000) menyatakan bahwa saat para siswa ditantang untuk berpikir dan bernalar tentang matematika, serta untuk mengomunikasikan hasil-hasil pemikiran mereka itu pada orang lain secara lisan atau tertulis, maka mereka telah belajar untuk memperjelas dan meyakinkan pemahaman yang mereka punyai.