Search

Untuk mengajarkan atau lebih tepatnya memperkenalkan matematika pada anak tidak harus dilakukan dengan susah. Kita hanya perlu menciptakan jenis-jenis permainan matematis yang dapat menjadikan anak merasa senang melakukannya. Keberhasilan orang tua maupun guru dalam mengajar anak didiknya berhitung, sepenuhnya tergantung pada bagaimana mereka mem-perkenalkan anak didik dengan ilmu berhitung itu sendiri. Saat ini, sebenarnya yang paling diperlukan bukanlah kecanggihan sebuah rumus matematika semata, melainkan bagaimana membuat rumus-rumus tersebut menjadi sederhana sehingga lebih mudah untuk dipahami oleh anak-anak kita. Penulisan buku ini kurang lebih ingin memberikan cara yang paling mudah untuk memperkenalkan anak dengan ilmu berhitung. Dengan menggunakan metode harian, Anda akan diajak untuk mengenali lebih jauh tentang apa yang harus Anda lakukan ketika hendak memperkenalkan anak dengan ilmu berhitung, mulai dari memperkenalkan angka, menghitung tambahan, mengalikan, mengurangi, membagi, dan segala macam soal yang berkaitan dengan matematika. Pada dasarnya, matematika tidak lebih dari sekedar pelajaran sederhana yang menyenangkan. Begitulah pandangan seorang ilmuwan matematika-fisika terbesar abad ke-20, Einstein. Einstein bahkan menganggap bahwa matematika tidak lebih dari sebuah permainan atau suatu cerita tebak-tebakan yang menarik. Dengan anggapannya seperti itu, Einstein seakan ingin mengikis anggapan orang-orang yang selama ini menilai bahwa matematika adalah bidang pelajaran yang serius, berat, dan membosankan. Penulis ingin meluruskan anggapan tersebut dan membenarkan anggapan Einstein bahwa pada dasarnya matematika itu memang ilmu yang menyenangkan

Situasi persaingan global harus diantisipasi dan direspons secara nyata sejak dini. Hal ini perlu dilakukan dengan komitmen yang kuat, kerja keras, konsistensi, dan optimisme. Dalam rangka merealisasikan upaya tersebut, wahana dan sarana yang paling strategis dan memberikan harapan adalah pendidikan, sebab pada dasarnya pendidikan merupakan proses peningkatan kualitas SDM yang hasilnya diperlukan dalam pembangunan. Namun demikian, kemampuan dunia pendidikan untuk menjalankan fungsi dan peranannya secara optimal baru akan terwujud apabila memiliki sistem dan ini relevan dengan tuntutan kebutuhan pembangunan dan revolusi IPTEK, serta dikelola secara efektif, kreatif, dan efesien sehingga proses dan hasilnya berkualitas tinggi. Dalam kenyataannya, karakteristik pendidikan seperti itu justru masih merupakan permasalahan di negeri ini. Sudah banyak upaya mengatasi permasalahan pendidikan yang dihadapi saat ini terutama masalah relevansi dan kualitas pendidikan pada berbagai tingkat dan jenis pendidikan. Berdasar alasan tersebut, penulis ikut mengembangkan pikiran dengan menulis buku yang berjudul “Model-Model Pembelajaran Kreatif” ini.

Membahas seluk-beluk kreativitas sebagai suatu potensi manusia yang mengetengahkan pentingnya pengembangan kreativitas dalam kehidupan, baik para tingkat individual, kelompok, maupun bangsa secara keseluruhan. Selain itu dikemukakan pengertian kreativitas menurut berbagai teori, disusul dengan uraian mengenai berbagai pendekatan untuk mengukur beberapa faktor yang berkaitan dengan hubungan kreativitas dan kebudayaan. Buku ini ditujukan untuk mereka yang berminat memahami seluk beluk kreativitas, baik masyarakat umum, peneliti, politisi, kalangan penyelenggara pemerintahan, serta kalangan bisnis. Khusus untuk para mahasiswa, buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi untuk memahami betapa kreativitas memiliki dimensi yang amat luas yang memiliki korelasi dan implikasi dalam bidang-bidang pendidikan, psikologi, politik, ekonomi, seni dan budaya, dan sains/teknologi. Dalam pembahasan dalam buku ini ditambahkan suplemen mengenai peng-gunaan internet dalam pendidikan dengan maksud untuk memberikan informasi awal secara singkat kepada para pembaca khususnya para pendidik. Pertimbangannya, fasilitas internet digunakan secara luas dalam pendidikan termasuk di sekolah-sekolah.

Membahas seluk-beluk cara-cara mendidik dan menghadapi anak didik yang bervariasi dengan berbagai tipe, sehingga penulis mengharapkan buku ini membantu bagi calon guru, guru dan para praktisi pendidikan sesuai tugas dan fungsinya masing-masing. Mudah-mudahan buku ini menjadi aplikabel.

Membahas seluk-beluk kreativitas sebagai suatu potensi manusia yang mengetengahkan pentingnya pengembangan kreativitas dalam kehidupan, baik para tingkat individual, kelompok, maupun bangsa secara keseluruhan. Selain itu dikemukakan pengertian kreativitas menurut berbagai teori, disusul dengan uraian mengenai berbagai pendekatan untuk mengukur beberapa faktor yang berkaitan dengan hubungan kreativitas dan kebudayaan. Buku ini ditujukan untuk mereka yang berminat memahami seluk beluk kreativitas, baik masyarakat umum, peneliti, politisi, kalangan penyelenggara pemerintahan, serta kalangan bisnis. Khusus untuk para mahasiswa, buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi untuk memahami betapa kreativitas memiliki dimensi yang amat luas yang memiliki korelasi dan implikasi dalam bidang-bidang pendidikan, psikologi, politik, ekonomi, seni dan budaya, dan sains/teknologi. Dalam pembahasan dalam buku ini ditambahkan suplemen mengenai peng-gunaan internet dalam pendidikan dengan maksud untuk memberikan informasi awal secara singkat kepada para pembaca khususnya para pendidik. Pertimbangannya, fasilitas internet digunakan secara luas dalam pendidikan termasuk di sekolah-sekolah.

Situasi persaingan global harus diantisipasi dan direspons secara nyata sejak dini. Hal ini perlu dilakukan dengan komitmen yang kuat, kerja keras, konsistensi, dan optimisme. Dalam rangka merealisasikan upaya tersebut, wahana dan sarana yang paling strategis dan memberikan harapan adalah pendidikan, sebab pada dasarnya pendidikan merupakan proses peningkatan kualitas SDM yang hasilnya diperlukan dalam pembangunan. Namun demikian, kemampuan dunia pendidikan untuk menjalankan fungsi dan peranannya secara optimal baru akan terwujud apabila memiliki sistem dan ini relevan dengan tuntutan kebutuhan pembangunan dan revolusi IPTEK, serta dikelola secara efektif, kreatif, dan efesien sehingga proses dan hasilnya berkualitas tinggi. Dalam kenyataannya, karakteristik pendidikan seperti itu justru masih merupakan permasalahan di negeri ini. Sudah banyak upaya mengatasi permasalahan pendidikan yang dihadapi saat ini terutama masalah relevansi dan kualitas pendidikan pada berbagai tingkat dan jenis pendidikan. Berdasar alasan tersebut, penulis ikut mengembangkan pikiran dengan menulis buku yang berjudul “Model-Model Pembelajaran Kreatif” ini.

Membahas seluk-beluk cara-cara mendidik dan menghadapi anak didik yang bervariasi dengan berbagai tipe, sehingga penulis mengharapkan buku ini membantu bagi calon guru, guru dan para praktisi pendidikan sesuai tugas dan fungsinya masing-masing. Mudah-mudahan buku ini menjadi aplikabel.

Untuk mengajarkan atau lebih tepatnya memperkenalkan matematika pada anak tidak harus dilakukan dengan susah. Kita hanya perlu menciptakan jenis-jenis permainan matematis yang dapat menjadikan anak merasa senang melakukannya. Keberhasilan orang tua maupun guru dalam mengajar anak didiknya berhitung, sepenuhnya tergantung pada bagaimana mereka mem-perkenalkan anak didik dengan ilmu berhitung itu sendiri. Saat ini, sebenarnya yang paling diperlukan bukanlah kecanggihan sebuah rumus matematika semata, melainkan bagaimana membuat rumus-rumus tersebut menjadi sederhana sehingga lebih mudah untuk dipahami oleh anak-anak kita. Penulisan buku ini kurang lebih ingin memberikan cara yang paling mudah untuk memperkenalkan anak dengan ilmu berhitung. Dengan menggunakan metode harian, Anda akan diajak untuk mengenali lebih jauh tentang apa yang harus Anda lakukan ketika hendak memperkenalkan anak dengan ilmu berhitung, mulai dari memperkenalkan angka, menghitung tambahan, mengalikan, mengurangi, membagi, dan segala macam soal yang berkaitan dengan matematika. Pada dasarnya, matematika tidak lebih dari sekedar pelajaran sederhana yang menyenangkan. Begitulah pandangan seorang ilmuwan matematika-fisika terbesar abad ke-20, Einstein. Einstein bahkan menganggap bahwa matematika tidak lebih dari sebuah permainan atau suatu cerita tebak-tebakan yang menarik. Dengan anggapannya seperti itu, Einstein seakan ingin mengikis anggapan orang-orang yang selama ini menilai bahwa matematika adalah bidang pelajaran yang serius, berat, dan membosankan. Penulis ingin meluruskan anggapan tersebut dan membenarkan anggapan Einstein bahwa pada dasarnya matematika itu memang ilmu yang menyenangkan