Problema Manusia Modern
Buku ini membahas tasawuf pada abad modern (solusi problem manusia menurut Seyyed Ḥossein Nasr) Masalah pokok yang dibahas adalah peran tasawuf pada abad modern dalam menanggulangi berbagai problem yang melanda manusia sebagai dampak modernisme menurut Seyyed Ḥossein Nasr Masalah ini akan dirinci ke dalam subbab masalah yaitu: bagaimana gambaran problem manusia pada abad modern, bagaimana konsep tasawuf yang ditawarkan Seyyed Ḥossein Nasr, serta bagaimana solusi tasawuf dalam menanggulangi problem manusia pada abad modern Dalam buku ini digambarkan bahwa: (1) menurut Seyyed Ḥossein Nasr, problem utama yang melanda manusia pada abad modern yaitu manusia mengidap penyakit amnesia (pelupa), lupa akan eksistensi dirinya, karena mereka hidup di pinggir lingkaran eksistensinya (rim atau periphery) Merasa cukup dengan perangkat ilmu dan teknologi, sebagai buah dari rasionalisme, empirisme, dan positivisme yang telah melahirkan modernisme di Barat, memahami segala persoalan dari sudut objektivitas (pengetahuan) bukan dari sudut subjektivitas (pengalaman) Pengetahuan manusia bersifat fragmented knowledge (tidak utuh) Akibatnya, manusia modern mengalami kehampaan spiritual (penyakit rohaniah), tumpul intellectus-nya dalam melihat realitas kehidupan Bermula dari kehampaan spiritual dan kehilangan visi keilahian, menyebabkan munculnya berbagai krisis, mulai dari krisis ekologi sampai krisis kemanusiaan, di antaranya: syirik sosial, hilangnya orientasi hidup yang bermakna, merajalelanya dekadensi moral, meningkatnya kriminalitas dan rasa ketakutan, serta gangguan kejiwaan; (2) istilah-istilah yang digunakan Seyyed Ḥossein Nasr dalam membicarakan konsep tasawufnya (kesadaran ketuhanan) adalah Tradisi, Perennial, Scientia Sacra, al-Hikmah al-Khalidah, fitrah dan irfan (hikmah abadi atau pengetahuan suci); (3) solusi tasawuf yang ditawarkan oleh Seyyed Ḥossein Nasr dalam menanggulangi problem yang melanda manusia modern yaitu: ketika manusia dilanda penyakit amnesis, maka solusinya harus mengadakan pendakian spiritual dan melatih ketajaman intellectus Tanpa itu, pengetahuan manusia hanya bersifat fragmentaris knowledge (tidak utuh) dan tidak dapat digunakan untuk menemukan kebenaran Sementara pengetahuan yang utuh tentang alam dan semua yang ada, tidak dapat diraih, kecuali melalui pengetahuan dari pusat (centre) Manusia dapat mengetahui dirinya secara sempurna, bila mendapat bantuan ilmu dari Allah Swt Jalur atau istilah yang ditunjukkan Seyyed Ḥossein Nasr adalah: jalan menuju pusat, signifikansi spiritual jihad, pengetahuan suci sebagai pembebas, kelanggengan di tengah perubahan yang tampak, agama sebagai pendamai dari Tuhan, akhirnya mencapai insan kamil Istilah-istilah ini tersimpul dalam istilah Scientia Sacra.