Ramlan Ginting: Dari Tukang Sorong Medan Jadi Pengusaha Garmen Ria Jaya & Ria Busana
Ramlan Ginting meninggalkan tanah kelahirannya di Kampung Bunuraya, Tanah Karo, Sumatra Utara saat berusia belasan tahun. Hanya bermodal tiga lembar pakaian dan uang seadanya. Dia kemudian bekerja serabutan, mulai dari menjadi kuli angkut, kernet, pedagang asongan, sampai pedagang kaki lima. Semua dilakoni demi tuntutan perut. “Saya pernah SMP,” katanya tentang pendidikan terakhir. Babak baru hidup Ramlan dimulai di Kapal Tampomas 1 dengan menjadi penjual asongan telor asin. Empat dekade kemudian hidup Ramlan berubah total. Dia menjadi pengusaha yang memiliki pabrik garmen Ria Jaya dan toko pakaian Ria Busana. Tiga pabriknya berada di Sentul, Pemalang, dan Pekalongan. Ada juga pabrik pencucian tekstil di Gunung Putri. Sementara toko pakaiannya tersebar dari Medan hingga Denpasar. Perjalanan hidup Ramlan penuh lika-liku. Dari tukang gereta, hidup menggelandang, hingga sukses menjadi pengusaha dengan ribuan karyawan. “Semua ini adalah jalan Tuhan. Inilah sekolahku, sekolah di kehidupan nyata yang menggantikan sekolah yang kutinggalkan. Sekolah tanpa guru. Sekolah tanpa kelas. Sekolah tanpa buku. Sekolah tanpa ijazah. Sekolah yang memberi ujian dulu, belajarnya kemudian,” kata bapak dari empat anak ini. Ramlan tak pernah membayangkan akan meraih kesuksesan di tanah rantau. Dia hanya menjalani kehidupan selangkah demi selangkah. Dari kisah hidupnya, kita bisa belajar tentang cara bertahan dalam kehidupan dan membangun bisnis.