Dari Lorong-lorong Istana Presiden
Dari Lorong-lorong Istana Presiden berisi 45 artikel yang membicarakan Ista na Presi den dari sudut pandang sosial, kebudayaan, dan seni. Dari sejarah pendiriannya 300 tahun silam, isi dapurnya, sampai segala yang berkelindan di taman luasnya. Dari ulah Gubernur Jenderal Hindia Belanda, gaya Bung Karno, sepeda Jokowi, sampai tikus, pigura, telur, lukisan, catut, perempuan, museum, naskah pidato, dan batu akik. Buku ini ditulis oleh Agus Dermawan T, kolumnis independen yang masuk-keluar Istana Presiden sejak 1981. Penyam pai annya yang merdeka, kritis, hormat, gembira, dan indah, mengingatkan apa yang ditulis oleh budayawan Dr Jean Couteau: Agus adalah “seniman” di antara penulis seni dan “analis” tajam di antara para seniman. “Saya mengenal ADT (begitu saya memanggilnya) sebagai pengamat seni budaya di Istana Kepresidenan yang serius. Ia melihat semua benda seni dan peristiwa budaya di Istana dengan segenap hati nya, seraya terus-menerus selama puluhan tahun mencari jejak sejarah dan cerita di baliknya. Saya ba yangkan betapa menarik buku yang ditulis dengan passion seperti ini. Dan betapa berguna buku ini ba gi para pengelola seni dan budaya Istana.” Adek Wahyuni Saptantinah Kepala Biro Pengelolaan Istana Presiden, 2011-2016. “Dengan tutur bahasa yang ringan berisi, Agus Dermawan T mampu membuat pembaca berimajinasi, mengajak orang lupa bahwa yang dibaca bukanlah fiksi. ADT pintar meromantisasi apa yang dilihat dan dirasakan di balik dinding Istana Kepresidenan RI, sehingga data, fakta, dan peristiwa yang bertumpuk bisa mengalir dalam bacaan menyenangkan. Buku ini banyak menyuguhkan ihwal Istana Kepresidenan yang belum pernah terceritakan.” Watie Moerany Santoso Kepala Rumah Tangga Istana Kepresidenan Bogor,