Search

Buku ini secara umum menggali berbagai aspek demokrasi dari sudut pandang kearifan lokal di berbagai daerah di Indonesia. Melalui beragam pembahasan yang ditawarkan, pembaca diajak untuk memahami kompleksitas dinamika politik, sosial, dan budaya dalam konteks demokrasi. Dari strategi politik hingga peran agama dalam penyelesaian konflik, buku ini membedah keterkaitan antara budaya lokal dengan pelaksanaan demokrasi di berbagai wilayah. Misalnya, penelusuran terhadap strategi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam pemilu Kota Depok membuka wawasan tentang bagaimana dinamika politik lokal memengaruhi hasil suatu pemilihan. Begitu juga dengan peran tokoh agama dalam menyelesaikan konflik di Maluku, yang menunjukkan bagaimana nilai-nilai lokal dapat menjadi fondasi bagi perdamaian. Lebih dari sekadar sebuah analisis politik, buku ini juga menyoroti pentingnya nilai-nilai kearifan lokal dalam membangun budaya demokrasi yang inklusif. Dari nilai-nilai Sunda hingga falsafah Nengah Nyapur masyarakat Lampung, pembaca diajak untuk memahami bagaimana nilai-nilai tersebut dapat menjadi landasan yang kokoh dalam membangun masyarakat yang demokratis dan berkeadilan. Dengan demikian, buku ini tidak hanya memberikan wawasan tentang dinamika politik, tetapi juga menawarkan inspirasi untuk memperkuat fondasi demokrasi di Indonesia.

Dalam negara demokrasi, polisi memiliki peran yang sangat strategis dalam penegakan hukum dan menjaga kamtipmas. Polisi di Indonesia memiliki sejarah yang panjang dari era kolonial, perjuangan revolusi fisik, dan era pasca kemerdekan. Di saat Indonesia memasuki era demokratisasi, peran polisi di Indonesia menjadi meluas dan sangat besar. Peran yang dimiliki oleh suatu institusi baik sipil atau militer jika tidak dikontrol secara baik dapat mengarah kepada sesuatu kecenderungan yang negatif.

Presiden Joko Widodo/Jokowi yang berlatar belakang sebagai seorang pengusaha mebel, di awal jabatannya sebagai presiden, banyak yang ragu akan kemampuannya dapat mengontrol militer di Indonesia. Pada periode pertama kepemimpinnya Jokowi membuktikan bahwa dirinya dapat mengendalikan militer, meski bukan berlatar belakang militer seperti presiden Indonesia sebelumnya. Keberhasilan Presiden Jokowi dalam mengendalikan militer di Indonesia disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, militer Indonesia memiliki loyalitas yang tinggi kepada pemerintahan yang sah , kedua Jokowi di dampingi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla yang memiliki pengalaman dalam memimpin, kemampuan berkomunikasi dengan semua kalangan, ketiga Jokowi menempatkan beberapa jenderal purnawirawan berpengaruh TNI pada jabatan penting pemerintahan, para jenderal ini dijadikan pelindung oleh Jokowi dari berbagai tekanan ancaman politik, keempat sebagai seorang yang berbudaya Jawa Jokowi dapat merangkul dan menyingkirkan lawan politik secara senyap tanpa konflik, sebagaimana Presiden Jokowi memberhentikan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sebelum berakhir usia pensiun Tulisan yang sederhana ini, semoga dapat memberikan manfaat ke ilmuan bagi pecinta sejarah politik militer Indonesia.

Dalam negara demokrasi, polisi memiliki peran yang sangat strategis dalam penegakan hukum dan menjaga kamtipmas. Polisi di Indonesia memiliki sejarah yang panjang dari era kolonial, perjuangan revolusi fisik, dan era pasca kemerdekan. Di saat Indonesia memasuki era demokratisasi, peran polisi di Indonesia menjadi meluas dan sangat besar. Peran yang dimiliki oleh suatu institusi baik sipil atau militer jika tidak dikontrol secara baik dapat mengarah kepada sesuatu kecenderungan yang negatif.