SEJUTA KENANGAN HAJI: AMAZING JOURNEY
Seluruh dunia saat ini menghadapi pandemi Corona Virus Diseases-2019 (Covid-19). Ritme kehidupan pun berubah. Minimal bergeser. Dari semula bekerja di kantor, kini berubah bekerja dari rumah. Work From Home (WFH) dilakoni. Begitu juga dengan beribadah. Dari semula di masjid, kini diserukan cukup dari rumah. Belakangan pemerintah menyerukan boleh kembali beribadah di masjid, tapi dengan syarat patuhi protokol kesehatan dengan ketat. Semua menjadi upaya membatasi penyebaran wabah akut ini. Di sisi lain, pemerintah Indonesia membatalkan keberangkatan jemaah haji tahun ini. Tentu sebagian calon jemaah kecewa, itu wajar. Namun kesehatan dan keselamatan ummat tetaplah yang utama. Ya, haji memang ibadah yang spesial, lain dari yang lain. Ia memerlukan tidak saja kekuatan fisik, namun juga berbiaya besar, kesediaan meninggalkan keluarga di Tanah Air, kekuatan batin dan sejumlah elemen lainnya. Di saat WFH kemarin lalu, penulis menemukan sebuah buku lawas tentang haji di Perpustakaan Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY. Judulnya: Haji Sebuah Perjalanan Air Mata. Digarap oleh duo editor andal: Mustofa W. Hasyim dan Achmad Munif. Keduanya wartawan senior. Nama yang disebut terakhir adalah dosen penulis saat menempuh strata satu di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga. Selain wartawan, ia adalah novelis. Dan kini sudah wafat, semoga segala ilmu menjadi jariyah beliau. Buku setebal 241 halaman itu berisi pengalaman beribadah haji dari 30 tokoh. Mulai dari tokoh agama, militer, budayawan, arsitek, penyanyi, pelukis, wanita karier, bintang film, sutradara dan sebagainya. Secara tampilan fisik, buku ini tidak begitu menarik. Namun, kalau dibaca tiap lembar, buku terbitan tahun 1993 ini seolah memiliki ruh. Ruh inilah yang kemudian mendorong kami untuk menginisiasi penerbitan buku yang kini ada di tangan pembaca budiman.