Search

Merdeka Belajar -Kampus Merdeka adalah sebuah kebijakan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia sebagai jalan untuk mematangkan karir mahasiswa di masa mendatang. Sejak adanya pandemi yang disebabkan oleh virus Covid 19, dunia mengalami banyak perubahan di berbagai tatanan kehidupan, tak terkecuali pada bidang pendidikan. Virus yang tidak nampak membuat dunia harus sabar di rumah saja karena itu salah satu cara agar angka kematian yang disebabkan oleh virus ini tidak semakin naik. Dengan adanya permintaan di “rumah saja” lantas tidak membuat aktivitas berhenti. Masyarakat tetap masih bisa bekerja, belajar, berdoa, dan mencari hiburan meski di rumah saja. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar dalam jaringan (daring) adalah sebutan untuk belajar melalui satu tempat saja yang bernama rumah. Gerakan b elajar di rumah saja menjadi popul er di awal tahun 2020. Saat virus Covid 19 melanda Indonesia, seluruh perguruan tinggi melakukan penutupan sementara secara serentak, tidak ada aktivitas 2 Inovasi Pembelajaran di Masa Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (New Normal) 3 Prolog: Antara Peluang dan Tantangan dalam Menciptakan Inovasi Pembelajaran di Era New Normal 2 perkuliahan tatap muka. Kegiatan pembelajaran mulai beralih di rumah saja secara daring. Pembelajaran jenis ini melibatkan peran teknologi, informasi, dan teknologi sebagai kunci kesuksesannya. Namun dari berbagai hasil penelitian, kampus merdeka di Indonesia belum siap menjalankan metode belajar daring atau PJJ, perubahan terkesan cenderung dipaksakan, belum meratanya jaringan internet, model pembelajaran kurang efektif, dan menimbulkan rasa jenuh hingga ancaman kesehatan mental. Sementara kebijakan dari kementerian tetap harus dijalankan agar generasi penerus Indonesia tetap mendapat haknya dalam berilmu. Dengan berbagai alasan di atas membuat para dosen mau tidak mau, siap atau tidak siap harus dapat merinovasi di bidang pendidikan terutama pada mata kuliah yang diampuh agar mahasiswa tidak merasa bosan belajar secara daring, agar kesehatan mental tidak terganggu, agar mereka dapat terus menjadi pejuang pengetahuan, agar cita-cita mereka tercapai, sehingga ini menghadirkan adanya tantangan dan peluang bagi para dosen di masa pandemi ini. Untuk itulah book chapter ini dihadirkan oleh UMSU Press yang tentu saja direstui kehadirannya oleh pihak rektorat. Sebuah buku bunga rampai dari para dosen yang juga gemar meneliti dan menulis kemudian menyeragamkan artikelnya dalam tema “Inovasi Pembelajaran di Masa Merdeka BelajarKampus Merdeka (New Normal) antara Peluang dan Tantangan”.

Buku menika awujud kumpulan geguritan Untaian Kidung Sukma ingkang njlentrehaken tema-tema luhur kadosta : religius, alam semesta, persahabatan, percintaan maupun tema pahlawan.Kumpulan geguritan Untaian Kidung Sukma ugi nggadhahi inspirasi saha motivasi migunakaken tembung-tembung ingkang nyentuh sukma. Pramila pamaos saged ngraosaken tegesipun geguritan kanthi rumesep babagan piwulang moral ing pagesangan. Basa ingkang dipunginakaken mujudaken basa geguritan kiasan lan surasanipun mbabaraken pendidikan karakter kangge jiwa-jiwa manungsa khususipun para generasi penerus bangsa. Buku menika ndherekaken pamaos supados saged ngresepi teges geguritan ingkang sampun kapilah-pilah wonten ing pinten-pinten tema,saengga saged dados motivasi kangge para pamaos mengapresiasi kasusastraan ingkang awujud geguritan menika.

Buku Ajar Sastra Lama: Cerita Rakyat bertujuan untuk menggali, menghidupkan, dan mengenalkan kembali kekayaan sastra tradisional Indonesia, yang sering terlupakan di tengah arus informasi kontemporer. Dengan beragam bentuk dan gaya penyampaian, sastra lama menyimpan banyak hikmah dan nilai hidup yang dapat kita gunakan setiap hari. Pembaca diajak untuk lebih mengenal dan mencintai karya sastra yang telah menjadi bagian penting dari identitas budaya kita melalui rangkaian cerita rakyat yang dipilih dalam buku ini. Sastra lama bukan hanya peninggalan yang harus dijaga, tetapi juga sumber pengetahuan yang kaya akan moralitas, filosofi, dan perspektif dunia.

Senandung Melody Hati PENULIS: Maryati Marpaung, Dewi Sartika, S.Pd, Moes Subulussalam, Suhartatik, Meydina Maulida, dkk Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : 978-623-251-832-2 Terbit : Mei 2020 www.guepedia.com Sinopsis: Karya dari 14 Penulis: Mutiara Indah Irawan, Joy Rema Kamaruddin, Maryati Marpaung, Suhartatik, Dewi Nuf, Dewi Sartika, S.Pd, Ayu Lestari, Diah Ayu Qoiriah, Moes Subulussalam, Resi Arsita, Meydina Maulida, Keni Luwiski, Nova Risda Ramadani, Wadiyah Nur Pardede. "Ya, seriuslah! Aku gak pernah serius ini sama cewek. Cuma sama kamu, Bel. Karena emang aku benar-benar suka sama kamu. Aku tahu selama ini kita sahabatan, tapi karena seringnya kita bareng-bareng, terus kamu suka cerita Adrian sama aku. Aku jadi cemburu. Dari situlah perasaanku ada, Bel." Lagu : Ku tunggu Kau Putus Yah. Dia Tessa Mizella, kini menarik kopernya keluar dari International Airport of Germany. Tentu saja keinginannya berkuliah di Jerman adalah untuk mengejar Zaront, cinta pandangan pertamanya. Saat dia menemani kakaknya pada pesta perusahaan, di sanalah pertama kalinya dia mengenal Zack. Lagu :You are the reason “Dar – der – darrr – dorr – Awas, tiarap." Aku menjatuhkan badanku ke tanah dan menelungkupkan kepalaku dengan tanganku. “Dokter, dokter, dibutuhkan bantuan kesehatan di lokasi Barat Daya. Dokter Tommy. Pusat membutuhkan bantuan Anda." begitulah suara HT. Tommy menjawab,” Siap meluncur.” Tommy menggenggam tanganku dan segera menarikku ke jip yang terparkir di balik gedung tempat kami sekarang berada. Lagu : Karunia Kehidupan Yang Bernilai Bu Faira memeluk seorang wanita seusia dirinya yang terlihat anggun menangis. Wanita itu istri lelaki yang kecelakaan tadi. Wanita bernama Rani itu bercerita bahwa suaminya bernama Damar. Tidak lama kemudian berlari-lari seorang gadis dan pemuda berpakaian SMA menghampiri ke arah mereka. Lagu : Sebelum Cahaya a.l www.guepedia.com Email : guepedia@gmail.com WA di 081287602508 Happy shopping & reading Enjoy your day, guys

Buku ini berisi 20 karya esai terbaik diantaranya 10 karya esai jenjang SMA/SMK sederajat dan 10 karya esai jenjang mahasiswa, 10 karya poster terbaik dan 10 karya video promosi kesehatan terbaik tingkat SMA/SMK sederajat, mahasiswa, dan umum dari usia 15-22 tahun se-Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Buku ini disusun atas kesadaran pemilik karya dan dapat dipertanggung jawabkan orisinalitasnya. Pemilik karya berharap seluruh karya terbaik dalam perlombaan Miracle Public Health Competition 2023 dapat dijadikan referensi dalam mendukung para pelajar, mahasiswa, dan masyarakat secara umum dalam mengembangkan ide-ide brilian dalam menciptakan karya esai, video, dan poster.

Pandemi Covid-19 terbukti membawa dampak di semua aspek kehidupan, tidak terkecuali di bidang pertanian. Penelitian mengenai potensi pertanian di Indonesia dalam menyiapkan pembangunan pertanian di masa depan sedang dan sudah mulai banyak dilakukan. Data yang dihasilkan dari berbagai penelitian tersebut sangat berharga untuk diaplikasikan dalam berbagai bidang. Aplikasi tersebut diharapkan dapat mengungkap potensi pertanian Indonesia. Buku ini disusun sebagai bentuk diseminasi pengetahuan serta tindak lanjut dari tri dharma perguruan tinggi yang telah diterapkan oleh peneliti, dosen, maupun praktisi. Buku ini terdiri dari empat bab utama yaitu BAB I. Sumber Daya Manusia, Pemberdayaan, dan Komunikasi Pertanian; BAB II. Sumberdaya Lahan, Alam dan Lingkungan, serta Perubahan Iklim; BAB III. Budidaya Tanaman, Kehutanan, Ketahanan Pangan, Keamanan Pangan, Hama, dan Penyakit Tanaman; dan BAB IV. Teknologi Pangan dan Pertanian Berkelanjutan, Peternakan, Perikanan, dan Start-Up Bisnis Pertanian Digital.

Sari, seorang gadis pendiam yang hidup dalam bayang-bayang trauma keluarga, merasa dunia sekolah semakin jauh dari jangkauannya. Setiap hari, ia tenggelam dalam kecemasan dan kesedihan yang membebani. Namun, di balik rasa sepi itu, ada sosok yang selalu memperhatikannya—Bu Andien, seorang guru penuh kasih yang melihat lebih dari sekadar murid biasa. Dalam kisah ini, Bu Andien tak hanya menjadi guru, tapi juga rumah bagi Sari, tempat yang aman di tengah badai kehidupannya. “Rumah” adalah cerita yang penuh kehangatan dan harapan, mengajarkan bahwa kadang, rumah tidak hanya berbentuk dinding, tetapi hadir dalam seseorang yang peduli. Dalam “Pak Hidayat dan Portal Waktu Negeri Sakura”, Pak Hidayat terjebak dalam petualangan melintasi waktu ke Jepang pada masa Edo. Dengan cara yang ajaib, ia belajar tentang makna disiplin dan tanggung jawab, sembari menyeberangi batas ruang dan waktu. Cerita “Aku Tetap Berdiri di Tengah Gelombang Digital” mengangkat perjuangan seorang guru di tengah arus modernisasi dan teknologi digital. Di balik kecanggihan dunia pendidikan, ada pelajaran tentang ketekunan dan kepedulian yang tetap relevan. Dan di “Guruku Pak Arman”, seorang guru dengan pendekatan berbeda berhasil mengubah kehidupan Raka, anak pendiam yang akhirnya berani mengejar mimpinya, berkat dorongan dari seorang guru yang melihat potensi besar dalam dirinya. Masih banyak kisah lain yang menunggu untuk Anda temukan, yang semuanya menunjukkan betapa pentingnya peran seorang guru dalam kehidupan kita.

Pendidikan adalah sebuah perjalanan panjang yang membentuk masa depan. Di dalamnya, terdapat banyak pintu gerbang menuju pengetahuan, pengembangan pribadi, dan pembentukan karakter. Pendidikan formal di sekolah menjadi satu aspek penting dalam perjalanan ini, tetapi apakah kita tahu bahwa ada sebuah dunia yang tak kalah penting, yang seringkali tersembunyi di balik tirai pendidikan formal? Buku ini mengajak para pembaca untuk menjelajahi dunia kokurikuler, sebuah pengalaman belajar yang tidak kalah penting dari intrakurikuler dan esktrakurikuler. Kokurikuler, sering disebut sebagai aktivitas di luar jam pelajaran, adalah satu-satunya wilayah pendidikan yang memiliki potensi untuk menggali dan mengasah beragam bakat, minat, dan keterampilan yang mungkin tidak bisa ditemukan di dalam kegiatan regular akademis. Ini adalah tempat di mana siswa bisa mengejar hobi mereka, mengeksplorasi kecintaan mereka pada seni, olahraga, ilmu pengetahuan, dan bahkan mendedikasikan waktu mereka untuk mengabdi kepada masyarakat. Namun, penting untuk diingat bahwa kokurikuler bukanlah sekadar hiburan tambahan. Ini adalah wadah di mana pemahaman dipertajam, karakter dibentuk, kepemimpinan diasah, keterampilan sosial dikuasai, dan integritas individu diperkuat. Dalam buku ini, kami akan membuka pintu dunia kokurikuler dan membawa para pembaca dalam perjalanan yang mendalam untuk memahami mengapa ini menjadi elemen kunci dalam pendidikan modern. Dalam bab-bab yang akan ditemui selanjutnya, dibahas mengenai definisi kokurikuler, ragam jenis kokuriuler, dan desain pengembangannya. Buku ini juga menjelaskan bagaimana implementasi kokurikuler dalam konteks kurikulum merdeka. Kajian ini diharapkan dapat mengurai miskonsepsi yang selama ini melingkupi praktik kokurikuler. Pembahasan ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana kokurikuler dapat menjadi tempat yang inklusif, di mana semua siswa merasa diterima dan diberdayakan untuk berkembang.

Buku Eksistensi RRI Di Era New Media merupakan sebuah studi mendalam mengenai eksistensi dua stasiun radio publik, di tengah pesatnya perkembangan era new media yang telah mengubah lanskap industri media secara global. Perkembangan teknologi informasi, khususnya internet, telah memberikan dampak besar terhadap berbagai platform media, termasuk radio. Masyarakat yang sebelumnya bergantung pada media konvensional seperti radio dan televisi kini beralih ke platform digital yang lebih interaktif dan instan. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar terkait bagaimana lembaga penyiaran publik, seperti Radio Republik Indonesia (RRI), tetap relevan dan berperan aktif dalam menyediakan informasi dan hiburan bagi masyarakat di era yang serba digital ini. Melalui buku ini, pembaca diajak menelusuri RRI Purwokerto dan RRI Yogyakarta lebih mendalam baik dari segi strategi, etika komunikasi, peran RRI serta implementasinya di era media. Di tengah era new media yang serba cepat dan mudah diakses, RRI harus mampu menemukan strategi baru agar tetap bisa menjangkau audiens yang semakin beragam dan kritis. Buku ini juga mengajak pembaca untuk mempertimbangkan peran Lembaga penyiaran publik dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan dan persatuan di era yang penuh dengan distraksi informasi. Buku ini akan masuk ke dalam diskusi yang lebih spesifik terkait bagaimana era new media menjadikan RRI beradaptasi. Dilengkapi dengan berbagai wawancara dari tokoh- tokoh penting di kedua stasiun radio, pembaca akan mendapatkan wawasan tentang bagaimana proses pengambilan keputusan dan inovasi yang dilakukan untuk tetap mempertahankan relevansi RRI di tengah penetrasi new media. Penulis mengupas tentang strategi digitalisasi, mulai dari penggunaan media sosial sebagai alat promosi dan interaksi dengan pendengar, hingga adopsi teknologi live streaming dan pembuatan konten-konten kreatif untuk menjangkau audiens baru. Salah satu sorotan utama buku ini adalah bagaimana kedua stasiun, RRI Purwokerto dan RRI Yogyakarta, merespons tantangan ini secara berbeda sesuai dengan karakteristik wilayah dan pendengarnya. RRI Yogyakarta, dengan sejarah panjang sebagai kota budaya dan pendidikan, memiliki pendekatan yang kuat dalam mempertahankan identitas lokal, sambil tetap mencoba merangkul audiens digital melalui berbagai program yang interaktif dan edukatif. Di sisi lain, RRI Purwokerto berusaha menonjolkan kekuatan lokal dengan memanfaatkan potensi digital dalam menjangkau daerah-daerah terpencil dan memperkuat hubungan dengan komunitas lokal melalui program-program yang partisipatif. Dengan gaya penulisan yang komprehensi, buku ini menjadi bacaan penting bagi siapa saja yang tertarik pada dunia media, komunikasi, dan transformasi digital, terutama dalam konteks Indonesia. Buku ini juga relevan bagi praktisi media, akademisi, dan mahasiswa yang ingin memahami lebih dalam tentang bagaimana lembaga penyiaran publik seperti RRI menghadapi tantangan di era new media tanpa melupakan misi utamanya sebagai penyedia informasi yang akurat dan berkualitas.

Untuk bertahan hidup manusia memerlukan makanan. Karena makanan mengandung zat-zat penting dalam tubuh. Karena kesadaran akan pentingnya makanan maka manusia memperhatikan dengan sangat serius, sehingga lahirlah peneliti mengenai zat-zat makanan yang akhirnya zat tersebut dinamakan gizi. Dalam setiap proses tubuh memerlukan zat gizi tertentu. Untuk menjalankan fungsinya, semua komponen gizi harus dicukupi, ada yang dibutuhkan dalam jumlah besar dan ada pula dalam jumlah kecil. Zat gizi yang memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein, sedangkan mineral, air dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh. Pada dasarnya semua zat gizi itu mutlak diperlukan. Walaupun sebagian opini masyarakat mengatakan vitamin dan mineral tidak terlalu penting karena hanya sedikit diperlukan, tetapi perlu ditekankan bahwa zat tersebut memberi pengaruh besar pada mekanisme kerja tubuh.