Pola berpikir mahasiswa dan aksi yang dilakukan dewasa ini terkadang bertentangan dengan nilai-nilai perjuangan yang semestinya. Perjuangan selalu dilatarbe-lakangi oleh kepentingan materialis dan golongan, sehingga aksi-aksi massa yang dilakukan cenderung hanya seremonial, tidak berpijak pada objektifitas, miskin literasi, serta egoisme individu dan sektoral yang diletakkan atas segalanya.
Oleh sebab itu dalam buku ini ditawarkan pola berpikir esensial. Buku ini mencoba untuk membawa pola berpikir pembaca agar bisa menancapkan kembali nilai-nilai perjuangan masa lalu, tentu dalam konteks yang berbeda. Buku ini juga mencoba untuk mengorek fakta yang terjadi saat ini dengan beberapa teori, argumentasi, analogi, sejarah, yang orientasinya adalah agar pembaca punya dorongan kuat untuk memberikan perubahan positif bagi lingkungannya.
Cara berpikir esensial yang ditawarkan dalam buku ini akan melahirkan uraian konsep dan teknis mengenai apa yang harus mahasiswa lakukan dan tidak boleh lakukan. Sehingga mahasiswa bisa benar-benar sadar akan posisinya sebagai mahasiswa dan apa peran yang harus diimpelementasikan agar bermanfaat untuk pengembangan diri dan lingkungannya. Pola berpikir esensial juga akan mendongrak nilai perjuangan mahasiswa, kemudian juga meminimalisir penyimpangan yang dilakukan. Melalui konsep-konsep di dalamnya, mahasiswa akan menyadari celah-celah pemikiran yang seharusnya sudah diterapkan di masa lampau, baik untuk dirinya atau lingkungannya. Pun, baik sebagai mahasiswa akademis atau mahasiswa aktivis.
Mahasiswa dapat mengembangkan dirinya untuk lebih banyak berpikir tidak hanya mengenai sarana, tapi tujuan. Tidak hanya berpikir mengenai hal-hal seremonial atau prosedural, tapi subtansial dan esensial. Mahasiswa akan dibawa masuk dalam alam pikir bahwa bangku-bangku belajar bukan sekedar ruang antri tiket untuk mendapat kerja. Mahasiswa akan dibawa untuk memahami sistem bukan sebagai suatu yang baku yang mau tidak mau harus dijalankan. Dalam skala yang lebih besar, mahasiswa juga akan dibawa untuk tidak hanya memahami demokrasi sebagai tujuan, tapi menelaahnya sebagai sarana melalui pola pikir esensial.
Buku ini dirancang agar mendorong mahasiswa bisa berpikir dan bertindak sebagai seorang idealis yang benar-benar bisa membedakan apa yang harus diperjuangkan dan bagaimana cara ideal untuk memperjuangkannya. Pembaca tidak hanya disuguhi konsep-konsep, namun juga beberapa pengembangan secara teknis, seperti argumentasi mengenai pentingnya organisasi, networking, dan instrumen lainnya. Sehingga kombinasi dari semua uraian dalam buku ini dapat menjadikan pembaca sebagai mahasiswa reformis yang benar-benar bisa memberikan perubahan positif bukan hanya pada dirinya, tapi
juga lingkungannya.