Fenomena Bahasa dan Sastra di Masa Instabilitas Global

By Mursia Ekawati, Sovia Wulandari, Liza Septa Wilyanti, Anggi Triandana, Veni Nurpadillah, Ulfah Mey Lida, Ixsir Eliya, Riska Latara Indah, Hermanto, Retma Sari, C. Prima Ferri K., Tresiana Sari Diah Utami, Katarina Retno Triwidayati, Farikah, Khairul Paridi, I Nyoman Sudika, Syahbuddin, Murahim, Ratna Yulida Ashriany, Penerbit Pustaka Rumah C1nta

Fenomena Bahasa dan Sastra di Masa Instabilitas Global
Available for 3.1 USD

Sejak bulan Agustus 2021 setiap pukul 10.00 WIB, di rumah sakit, di bank, di swalayan, berkumandanglah Lagu Indonesia Raya dan hadirin yang ada berdiri tegap mendengarkan dan bahkan ikut menyanyikannya. Suasana nasionalisme sangat terasa dan semakin mendekatkan memori kita dengan jasa para pahlawan kemerdekaan. Di beberapa kampus secara virtual, apel pagi diselang selingi antara menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan membaca teks Pancasila.

Sebelum tradisi baru tersebut dilakukan, ada pertanyaan yang selalu melintas di benak kita setiap kali menyanyikan lagu Indonesia Raya, apalagi ketika seminar di Balai Bahasa DIY beberapa waktu yang lalu, Indonesia Raya yang dinyanyikan lengkap 3 stanza. Kemunculan bait yang mengandung Di sanalah aku berdiri berulang sesuai dengan jumlah stanza.

Pertanyaan yang selalu muncul adalah mengapa di sana? Mengapa bukan di sini? Sedang berada di mana penulis/pengarang ketika menulis lagu Indonesia Raya (apakah di luar negeri?)

Buy Now (3.1 USD)