Suryopranoto yang dilahirkan di kalangan ningrat istana Pakualaman Yogyakarta, memiliki jiwa pemberontak terhadap tradisi-tradisi yang membelenggu derap langkah kakinya. Dari keluarga yang terlempar dari istana Pakualaman, ia mencari identitas dirinya untuk menggapai cita-cita kehidupan yang bermakna bagi sesama. Ia tergugah untuk mengimajinasikan dirinya seperti Bimo dan Kokrosono. Bimo, nama lain dari Werkudoro atau Brotoseno, yang secara harafiah artinya perbuatan yang sempurna