Ragam ekspresi keagamaan tersebut terpotret dari respons terhadap fenomena konversi agama (murtad) di tengah masyarakat Muslim (baca: Muhammadiyah). Dalam disertasi “The Muhammadiyah Movement and Its Controversy with Christian Mission in Indonesia" (1995), Alwi Shihab menyebutkan bahwa orang Muhammadiyah dikenal aktif dalam melawan arus pemurtadan. Ia menyebutkan bahwa faktor awal kelahiran Muhammadiyah adalah adanya arus Kristenisasi (pemurtadan) pada masa penjajahan Belanda.
Pada awal perkembangan Muhammadiyah, hubungan antara Kiai Ahmad Dahlan dan kaum Nasrani berlangsung baik sekalipun sikap kritis beliau terhadap ajaran Nasrani maupun gerakan pemurtadan gereja. Kiai Ahmad Dahlan bersahabat, berdialog dan bahkan mengundang dokter-dokter berkebangsaan Belanda yang kebetulan beragama Kristen untuk ikut mengembangkan pelayanan kesehatan Muhammadiyah. Perkembangan pelayanan kesehatan, dan pelayanan sosial lainnya, oleh Muhammadiyah telah berfungsi dalam membendung arus pemurtadan. Latar belakang inilah yang mendorong penulis untuk lebih dalam mengkaji fenomena tersebut sehingga lahirlah buku ini.