Service Learning: Pencegahan Stunting

By Andrew Lee, Nyi Raden Nissabela Putri Akbar, Vida Handayani, Jessica Alvina Luwia, Kevin Owen, Elmosius Suli, Benaya Andrias Kuncorobudi, Josephine Alvina Luwia, Yohanes Bambang Mulyono, Caroline Tanade, Farrel Gunawan, Owen Stanley, Ananda Gladys P. E., Catherina Fidelia P. H., Sherlyn Nathania, Bryan Nicholas, Alessandro Michael, Winston Xu, Casyel Bersheba, Priscylia Susanto Wangsaputra, Patricia Grace Kurniawan Rahardjo, Janet Alodia Leonard, Abigail Aryani Setia, Joyce Clara Via, Monica Darmawan, Rosida Tiurma Manurung, Azalia Danella Elizabeth, Tobias Yeremia Krisnandi, Andrea Helga Lumenta, Seriwati Ginting, Riviera Xavier S., Dominus Giovanni, Natania Devina S., Teofilus Christian M., Maria Benita A., Kenneth Louis Thenna, Kezya Yuriskha, El Given Yoga Pratama

Service Learning: Pencegahan Stunting
Preview available
Bunga rampai “Service Learning: Pencegahan Stunting” ini mengemukaan peran mahasiswa dalam menjawab permasalahan di tengah Masyarakat. Mahasiswa dapat mengembangkan program pendidikan gizi di sekolah-sekolah setempat. Mereka dapat mengadakan sesi pelatihan atau workshop untuk siswa, guru, dan orang tua tentang pentingnya gizi seimbang, pilihan makanan yang sehat, dan praktik pemberian makanan yang tepat kepada anak-anak. Mahasiswa juga dapat membantu dalam mengembangkan materi pembelajaran yang menarik dan interaktif. Mahasiswa dapat mengajak generasi muda di lingkungannya untuk hidup sehat. Mereka dapat memengadakan kegiatan olah raga, sesi pelatihan tentang gizi dan pola makan sehat, serta memasukkan komponen hasil kebun sehat,  seperti kebun sayur dan penanaman pohon buah-buahan. Kegiatan ini akan memberikan kesempatan bagi remaja untuk belajar tentang pentingnya gaya hidup sehat dan pola makan yang baik. Mahasiswa pun dapat mengadakan kampanye kesadaran masyarakat tentang stunting dan dampaknya. Mereka dapat membuat poster, selebaran, atau video pendek yang menjelaskan faktor-faktor risiko stunting, tanda-tanda stunting, dan langkah-langkah pencegahannya. Mahasiswa dapat menyebarkan materi tersebut di tempat-tempat umum, seperti pasar, pusat kesehatan, atau sekolah-sekolah. Kegiatan yang terkategori sebagai service learning ini merupakan program nyata dan kemanfaatannya sangat dirasakan oleh masyarakat.