MODEL PEMBELAJARAN CULTURALLY RESPONSIVE TEACHING BERBASIS KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH DASAR

By Nashran Azizan, M.Pd., Dr. Maulana Arafat Lubis, M.Pd.

MODEL PEMBELAJARAN CULTURALLY RESPONSIVE TEACHING BERBASIS KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH DASAR
Preview available

Model pembelajaran Culturally Responsive Teaching (CRT) berkembang sebagai respons terhadap kebutuhan pendidikan yang lebih inklusif dan relevan dengan keragaman budaya siswa. Latar belakang munculnya model ini di Indonesia dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu keragaman budaya di Indonesia, kesadaran tentang kesenjangan pendidikan, perubahan kurikulum dan inovasi pendidikan, penekanan pada pendidikan yang humanis dan berkeadilan, tuntutan globalisasi dan pendidikan multikultural, dan pengalaman maupun penelitian internasional.

Aspek keragaman budaya di Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan keberagaman budaya, suku, agama, dan bahasa. Sistem pendidikan perlu beradaptasi agar setiap siswa merasa dihargai dan mampu belajar dengan baik, terlepas dari latar belakang etnis dan budaya mereka. Pembelajaran konvensional terkadang kurang mampu mengakomodasi keunikan siswa, sehingga muncul kebutuhan akan pendekatan yang lebih inklusif seperti CRT.

Aspek tentang kesenjangan pendidikan. Beberapa kelompok masyarakat di Indonesia, terutama di daerah terpencil atau yang berasal dari suku minoritas, sering mengalami keterbatasan akses pendidikan dan diskriminasi dalam proses pembelajaran. Model CRT hadir untuk mengatasi kesenjangan ini dengan menekankan pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai dan perspektif budaya lokal ke dalam pembelajaran.

Book Details