Studi tentang hadis yang memfokuskan pada dimensi sosiologis- historis perlu dilakukan untuk menggali perspektif lain dari ilmu hadis itu sendiri. Tak terkecuali dengan Ilmu Mukhtalif al-Hadis yang dirumuskan asy-Syafi'i. Studi hadis perspektif ini relatif belum banyak dilakukan oleh para praktisi studi hadis. Studi-studi atas pemikiran hadis asy-Syafi'i masih terbatas pada aspek substantif dan belum banyak menyentuh dimensi sosiologis-historis. Dalam konteks itulah buku ini hadir melalui poin-poin substantif.
Pertama, dalam struktur logis pemikiran asy-Syafi'i tentang hadis Nabi Saw, pemaknaan hadis-hadis mukhtalif dengan metode yang dirumuskannya, merupakan bagian tidak terpisahkan dari gerakan mengkonter para penghujat hadis agar eksistensi hadis sebagi hujjah dapat dipertahankan sepanjang masa.
Kedua, kepentingan utama asy-Syafi'i dalam merumuskan metode ilmu Mukhtalif al-Hadis adalah mempertahankan eksistensi hadis terutama hadis ahad sebagai sumber hukum Islam. Disamping itu, perumusan ilmu Mukhtalif al-Hadis asy-Syafi'i berkepentingan untuk menegaskan kebebasan dalam berijtihad dan menolak taglid, membebaskan ulama dan intelektual dari intervensi kekuasaan, merumuskan sintesis dari pertentangan antar aliran pemikiran dalam memahami teks-teks keagamaan, dan mensistematisasi metodologi ilmu-ilmu keislaman terutama ilmu-ilmu hadis.
Ketiga, pemaknaan hadis- hadis mukhtalif yang dirumuskan asy-Syafi'i dipengaruhi oleh dinamika keilmuan yang berkembang sebelum dan ketika asy-Syafi'i hidup baik dari aspek teori maupun metodologi. Keempat, dalam konteks pertarungan antaraliran pemikiran, terungkap bahwa metode berpikir asy-Syafi'i ternyata tidak menunjukkan keberpihakan kepada salah satu aliran yang menonjol pada masanya yaitu madrasah al-hadis dan madrasah ar-ra'y.
Dengan demikian, pendapat yang menyatakan bahwa asy-Syafi'i sepenuhnya berpihak kepada ahli hadis, perlu ditinjau kembali. Mengingat konteks saat ini berbeda dengan konteks asy-Syafi'i maka perlu dirumuskan ilmu Mukhtalif al-Hadis dengan pendekatan hermeneutik-kritis. Selain bertujuan mengungkap makna yang sebenarnya dari teks hadis, pendekatan ini juga mengajak para peneliti untuk melepaskan diri dari ideologi atau pemikiran yang membatasi munculnya inovasi pemikiran dan paradigma baru dalam studi hadis.
Selamat membaca...