Kepemimpinan Pendidikan

By Dr. H. Masduki Duryat, M.Pd.I.

Kepemimpinan Pendidikan
Available for 2.42 USD

Bismillah, segala puji bagi Allah, salam sejahtera tercurah kepada para nabi dan manusia pilihan-Nya.

Buku yang berada di tangan anda ini adalah buku untuk memenuhi literatur mahasiswa—juga untuk khalayak, sebagai bahan bacaan dan semakin melengkapi khazanah keilmuan tentang Pendidikan—khususnya Kepemimpinan Pendidikan. Buku ini menarik dan layak untuk dibaca, ketika kepemimpinan hanya diterjemahkan sebagai pemenuhan syahwat untuk kekuasaan—apalagi dalam konteks pendidikan—menurut peneliti ICW, sekarang ini Kepala Sekolah menjadi bagian dari birokrasi, yang lebih loyal kepada atasan—bupati/wali kota, kepala dinas pendidikan—ketimbang memikirkan kemajuan, mutu, sekolah dan warganya.

Diskursus tentang kepemimpinan selalu saja mengundang pro dan kontra untuk dikaji, dan pada tataran teori banyak para ahli menyodorkannya secara definisi. Teori kepemimpinan ini semakin menarik untuk dibahas, ketika banyak muatan kepentingan yang menyertainya dengan tidak jujur sebagai sesuatu yang mesti dibahas secara proporsional dan intelektual.

Kepemimpinan koor-nya ada kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. kepemimpinan sedikitnya mencakup tiga hal yang saling berhubungan, yaitu adanya pemimpin dan karakteristiknya; adanya pengikut; serta adanya situasi kelompok tempat pemimpin dan pengikut berintegrasi.Pada pandangan Islam, kepemimpinan harus merefleksikan nilai-nilai ajaran agama dan kemanusiaan dalam manajemen dan perilaku kepemimpinannya. Setiap muslim harus berupaya agar niat, sikap, tutur kata, perilaku dan perbuatannya senantiasa mengacu dan mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW—sosok pemimpin yang holistic, accepted, dan proven. Kepemimpinan dalam Islam adalah sesuatu yang inheren, serta merupakan salah satu sub sistem dalam sistem Islam yang mencakup pengaturan seluruh aspek kehidupan secara principal.

Pemimpin sangat urgent dalam melakonkan perannya, sampai-sampai Nabi yang mulia mengatakan: "Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi suatu bangsa maka dijadikanlah pemimpin-pemimpin mereka orang-orang yang bijaksana dan dijadikan ulama- ulama mereka memegang hukum dan peradilan, juga Allah jadikan harta kekayaan (asset bangsa) di tangan orang-orang yang dermawan. Namun, jika Allah menghendaki kehancuran suatu bangsa maka Dia menjadikan pemimpin-pemimpin mereka orang-orang yang berakhlaq rendah, dijadikan-Nya orang-orang culas menangani hukum dan peradilan, dan asset bangsa di tangan orang-orang yang kikir." (HR Ad-Dailami)

Dalam konteks pendidikan, kepemimpinan kepala sekolah yang profesional sangat menentukan, sehingga sekolah akan efektif dalam aktifitasnya. Profesional yang tidak hanya diterjemahkan sebagai tuntutan pekerjaan. Tetapi—pada pandangan Islam—profesi itu harus dilakukan karena Allah. “karena Allah” maksudnya ialah karena diperintahkan Allah. Jadi, profesi dalam Islam harus dijalani karena merasa ini adalah perintah Allah. Konsekuensinya, profesi dalam Islam berdampak ganda; pertama pengabdian kepada Allah, dan kedua sebagai ‘pengabdian’ atau dedikasi kepada manusia atau kepada yang lain sebagai objek pekerjaan itu. Pengabdian dalam Islam, selain demi kemanusiaan, juga dikerjakan demi Tuhan. Jadi, ada unsur transenden dalam pelaksanaan profesi dalam Islam. Rasul yang mulia mengatakan bahwa “bila suatu urusan dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran”.

Kata ‘kehancuran’ dalam hadits itu dapat diinterpretasikan secara terbatas dan luas. Bila seorang guru mengajar tidak dengan keahlian, maka yang ‘hancur’ adalah muridnya. Ini dalam definisi yang terbatas; murid-murid itu kelak mempunyai murid lagi; murid-murid itu kelak berkarya; kedua-duanya dilakukan dengan cara yang tidak benar (karena telah dididik tidak benar), maka akan muncullah ‘kehancuran’. Kehancuran murid-murid tersebut, kehancuran sistem kebenaran. Ini kehancuran dalam arti luas. Maka benarlah apa yang dikatakan Nabi; setiap pekerjaan (urusan) harus dilakukan oleh orang yang ahli. “karena Allah” saja belum cukup untuk melakukan pekerjaan. Yang mencukupi adalah “karena Allah” dan “keahlian”. Di sinilah diperlukan profesionalisme dalam pengelolaan sekolah.

Wal akhir, tidak lupa penulis ingin mengucapkan ribuan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu diterbitkannya buku ini. Bapak H. Duryat (almarhum) dan ibu Hj. Jaetun—yang sudah memberikan jalan dengan ikhlas dan sabar mendidik kami, kakak dan adik, juga Dra. Hj. Nadiroh Nuryaman, M. Pd. I—istri tersayang, anak-anak kami tercinta—Ahmad Fikri Aziz M., dan Naufal Bahrul Ilmi M., Prof. Dr. HM. Matsna Hs. MA., guru besar UIN Jakarta yang telah memberikan pengantar pada buku iniserta sahabat-sahabat yang setia berdiskusi—sharing—yang tidak bisa disebut satu persatu, baik di IAIN Cirebon, STIT/STKIP al-Amin Indramayu maupun SMA Islam At-Taqwa Kandanghaur dan terima kasih juga saya sampaikan kepada penerbit alfabeta Bandung yang telah berkenan menerbitkan buku ini.

Hanya kepada Allah kita memohon taufik dan hidayah-Nya, semoga bermanfaat.

Book Details

Buy Now (2.42 USD)