KARTOGRAFI KEHUTANAN

By Syamsu Rijal, Roland A. Barkey, Munajat Nursaputra, Chairil A.S, Ismawati Amsul G. Saparigau

KARTOGRAFI KEHUTANAN
Preview available
Ilmu tentang pembuatan peta dikenal dengan istilah kartografi, namun kartografi saat ini didefinisikan lebih luas lagi sebagai penyampaian informasi geospasial mulai dari pengambilan data, pengolahan data hingga ditampilkan dalam bentuk peta. (Menho-Jan Kraak dan Ferjan Ormeling, 2007). Penyajian informasi pun lebih banyak ditampilkan melalui suatu peta sebagai hasil pencerminan secara sistematis dari suatu kondisi di bumi yang merupakan hasil utama dari analisis kartografi. Kartografi secara detail banyak dilakukan pada studi bidang Geodesi, namun penggunaan analisis kartografi telah digunakan diberbagai ilmu mulai dari ilmu pengetahuan alam hingga ilmu mengenai sosial ekonomi, dan budaya. Perubahan tentang ilmu kartografi karena pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan mengikuti perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan teknologi yang terjadi dari waktu ke waktu menjadi penyebab perubahan cakupan dari kartografi. Saat ini kartografi tidak hanya sebatas pembuatan peta saja tetapi juga penggunaan dan analisa peta. Sehingga kartografi memiliki cakupan ilmu yaitu mengumpulkan dan menganalisis data dari pengukuran berbagai unsur permukaan bumi serta menyatakannya secara grafis dengan skala tertentu agar unsur-unsur tersebut terlihat jelas dan mudah dipahami. Perkembangan kartografi yang diintegrasikan dengan teknologi komputer yang di tandai semakin berkembangnya juga perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG)/Geographic Information System (GIS) (Gambar 1). Perangkat SIG [2] pun telah dikenal diberbagai kalangan dari berbagai latar belakang mampu merasakan manfaat dari kecanggihan teknologi tersebut. Pemakaian gadget yang disertai aplikasi berbasis online telah dilengkapi dengan Global Positioning System (GPS) menjadikan SIG sebagai informasi dan kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan sehari-hari masyarakat pada umumnya.Sistem Informasi Geografis (SIG) dimaksudkan sebagai “an integrated collection of computer software and data used to view and manage information about geographic places, analyse spatial relationships and model spatial processes”. Hal ini dimaksudkan bahwa penggunaan SIG berbasis komputer dalam mengelola informasi terkait letak geografis dan keterkaitan pada analisis spasialnya. SIG dapat melakukan pengintegrasian informasi dari berbagai sumber sehingga mengeluarkan analisis yang komprehensif. Pemanfaatan teknologi SIG dalam analisis spasial telah mendukung banyak hal dalam bidang kehutanan diantaranya inventarisasi hutan, perencanaan hutan, analisis kesesuaian lahan, analisis bencana, perencanaan wilayah kehutanan, tata ruang wilayah dan masih banyak penggunaan lainnya. Banyaknya manfaat analisis spasial dalam bidang kehutanan tersebut, menjadi landasan utama pentingnya pengetahuan dan keterampilan ini sangat perlu dimiliki oleh lulusan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin. Dimana keterampilan ini akan menjadi bekal bagi para lulusan dalam membentuk karakter keahlian di dunia kerja yang mendukung konsep pembangunan berkelanjutan, sebagaimana yang menjadi tujuan dari terbentuknya program studi Kehutanan Fakultas Kehutanan yakni berperan secara aktif dalam pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni di bidang kehutanan dan lingkungannya serta pengembangkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam bidang kehutanan melalui penyelenggaraan program-program pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat yang secara keseluruhan diperuntukkan bagi terwujudnya pengelolaan hutan berkelanjutan. Penekanan dalam buku ajar ini lebih menguraikan terkait materi Pemetaan dan Kartografi yang akan mendukung capaian pembelajaran mata kuliah (CPMK) “Sistem Informasi Spasial Kehutanan”, diantaranya: 1. Memahami konsep dasar pemetaan dalam bidang kehutanan untuk mencapai hutan secara lestari. 2. Mampu mendeskripsikan standar dalam melakukan pengukuran . 3. Mampu dan memahami standar peta yang digunakan dalam bidang kehutanan. 4. Mampu mendeskripsikan informasi yang penting dalam suatu peta 5. Mampu dan memahami software atau perangkat lunak dalam pemetaan bidang kehutanan

Book Details