Kita sering lupa bahwa Arab tak melulu soal agama dan teroris, atau gamis dan serban; Timur Tengah tak hanya Saudi dan Iran, atau Palestina dan Suriah. Sama halnya seperti Indonesia, yang pasti kita tak terima jika hanya dianggap punya Prabowo dan Jokowi, atau hanya punya permasalahan di Jakarta atau Jawa saja. Selalu ada Aceh dengan Sabyan-nya, Papua dengan tambang emasnya, dan Bali dengan babi gulingnya. Begitupun Timur Tengah, selalu punya Lebanon dengan pesona kembang desanya, dan Arab selalu punya drama sosial-nya yang seperti kisah-kisah FTV di SCTV.
Menjadi kaum ekspat Indonesia di Lebanon memaksa 12 mahasiswa meruntuhkan apapun yang mereka dengar soal Arab selama ini. Sebab nyatanya, bangsa yang melahirkan nabi agung umat Islam ini masih sama manusia-nya seperti mereka—sama galau-nya, sama menderitanya.
Lewat antologi cerpen “Jazirah Kucing Kampung di Negeri Syam” ini, para penulis mengaku berusaha membawa kenyataan yang mungkin enggan kita dengar—tentang dunia Arab yang sering dianggap ‘suci’. Realitas bangsa Arab mereka kemas dalam bungkus cerita yang ringan dan familiar bagi pembaca Indonesia. Hal-hal mengenai cinta, kemiskinan, kangen liburan, sampai soal terlambat lulus kuliah bisa anda nikmati dengan bahasa yang tidak seperti di koran-koran