Dalam satu dekade terakhir, Uni Eropa (UE) telah menerapkan hambatan perdagangan nontarif (NTM) pada komoditas primer Indonesia seperti kelapa sawit, pala, tuna dan udang. Penerapan NTM ini bukan tanpa dasar. Di satu sisi, alasan-alasan terkait sanitary, keamanan pangan, dan politik internasional UE menjadi dasar pengenaan NTM untuk komoditas primer Indonesia. Namun, di sisi lain, penciptaan NTM UE juga didorong oleh gerakan political consumerism melalui gerakan boycotts, buycotts, discursive actions, dan lifestyle endeavours, sehingga terciptanya NTM. Siklus penciptaan dan penerapan kebijakan pengenaan NTM yang kemungkinan terjadi pada tahapan proses pengambilan keputusan entitas supranasional UE mendorong pada repetisi pengawasan dan penggiatan kontrol terhadap sirkulasi perdagangan komoditas primer. Bagi Indonesia, penerapan NTM yang repetitis memberikan kerugian bagi pelaku dan pemangku kepentingan dalam komoditas primer. Ekspresi negatif maupun pernyataan penolakan terhadap penerapan NTM tersebut muncul di publik. Walaupun demikian, pelaku usaha tetap berusaha untuk memenuhi syarat-syarat dalam NTM tersebut. Pemerintah Indonesia juga melakukan serangkaian upaya institutionalisasi guna menyesuaikan regulasi dengan NTM tersebut. Ekspresi penolakan dan harmonisasi regulasi merupakan bagian dari proses konvergensi yang didorong oleh tekanan pasar, regulasi internasional, maupun ekspektasi keuntungan politis yang muncul. Untuk itu, buku ini diharapkan dapat memberikan gambaran terkait relasi ketegangan dan harmonisasi terhadap NTM UE dan respon para aktor dalam rantai pasok beberapa komoditas primer Indonesia.
Book Details
- Country: US
- Published:
- Publisher: PT Kanisius
- Language: id
- Pages: 400
- Available Formats:
- Reading Modes: