MELIHAT lahirnya ilmu yang dilatarbelakangi ketidakpuasan para ilmuan terhadap penemuan kebenaran oleh para filsuf, maka dapat diasumsikan bahwa ilmu merupakan bentuk-bentuk perkembangan filsafat. Karena itulah filsafat dianggap sebagai mater scientarium (induk ilmu). Disebut induk ilmu pengetahuan, karena melalui rahim filsafatlah lahir berbagai cabang ilmu dan terus berkembang dari zaman ke zaman. (Bakhtiar, 2010, hlm. 2; Rapar, 1996, hlm. 5)
Sebagai cikal bakal ilmu pengetahuan, filsafat telah memainkan fungsi dan perannya sebagai kontrol utama bagi keberlangsungan ilmu menuju pada tujuan mulianya, di antaranya membangun kehidupan manusia yang beradab. Filsafat juga memediasi pertentangan-pertentangan yang timbul antara ilmu pengetahuan, agama, dan aspekaspek kemanusiaan. Jauh dari keinginan untuk mendewakan atau memuliakan filsafat, senyatanya kehadiran filsafat yang terus-menerus di sepanjang sejarah peradaban manusia sejak kelahirannya sekitar puluhan abad yang lalu, telah memberi kesaksian yang meyakinkan tentang betapa pentingnya filsafat bagi manusia.