Ekonomi mengurusi pasar, transaksi jual-beli, tukar-menukar barang, dan jasa, secara daring maupun luring. Orang mengurusi ekonomi tempatnya di pasar, di pusat perbelanjaan, di bursa saham, di aplikasi atau platform digital. Seperti tidak ada hubungan urusan politik yang membahas urusan meraih, membagi, mempertahankan kekuasaan, yang berada di gedung parlemen, kantor pemerintah, di tempat pemungutan suara (TPS) pada saat pemilihan umum berlangsung.
Ekonomi memiliki hubungan yang intens dengan politik. Bila diibaratkan seperti dua sisi mata uang yang sama-sama bernilai, saling memberi nilai yang hanya ada pada saat keduanya ada secara bersamaan. Nyaris tidak ada keputusan politik yang tidak mempertimbangkan aspek ekonomi. Begitu pula bidang ekonomi, tidak dapat berjalan, bila tidak ada keputusan politik. Malah ada persoalan ekonomi yang kemudian terhenti karena kebijakan politik. Proses eksport dan import barang dari satu negara ke negara lain, butuh kebijakan politik. Berapa banyak tahun ini misalnya Indonesia akan mengimpor beras dari Vietnam adalah keputusan politik. Meski beras adalah urusan ekonomi yang berkaitan dengan kebutuhan makan.
Apakah politik harus dipisah dengan ekonomi? Atau apakah politik harus selalu berhubungan dengan ekonomi? Kedua pertanyaan itu akan dijelaskan di dalam buku ini. Buku ini berkaitan dengan “Ekonomi Politik Pembangunan.”